Sabtu, 06 Februari 2016

model dalam fotografi



Model Fotografi


Tips Trik Fotografi Foto Model
Memotret model (modeling photography), hampir sama teknik dasarnya dengan memotret
obyek lainnya, hanya memiliki perbedaan khusus. Perbedaannya adalah pada obyek yang kita
foto, yaitu ‘manusia’ baik itu lelaki ataupun wanita, kecil dewasa maupun tua. Banyak sekali
unsur yang mempengaruhi hasil kita ketika memotret manusia. Nah, oleh karena itu, berikut
beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat memotret model atau manusia.

Kondisi si Model
Sebelum bicara banyak soal si model, ada beberapa faktor utama yang menjadi penilaian utama dalam memotret manusia, antara lain: pose model, ekspresi, lokasi, komposisi, angle, costum, wardrop, makeup, background yang mendukung, dan lighting yang tepat!
Nah, sekarang, bicara soal kondisi si model. Foto model yang baik adalah foto yang memiliki mood yang baik. Kondisi ini bisa dipilah lagi menjadi, keadaan fisik si model (seperti postur tubuh, tinggi rendah tubuh si model) dan kondisi mental (seperti mood si model, ekspresi wajah, keahlian pose si model). Hal tersebut akan sangat  mempengaruhi baik buruknya foto yang akan kita hasilkan.
Model yang baik adalah yang memiliki komitmen kuat akan pekerjaannya. Dalam kondisi apapun, ketika sedang dalam masa pemotretan dia akan mengatur mood-nya
Model yang baik juga akan mudah sekali menyesuaikan pose dan ekspresinya dengan tema
yang dibutuhkan oleh fotografer. Tetapi, terkadang, peran fotografer juga sangat penting di
sini. Kita sebagai fotografer juga harus pintar dalam mengatur pose dan ekspresi model kita.
Hal ini terkecuali untuk motret manusia untuk candid, journalistic atau street photography,
fotografer akan sangat tergantung pada moment dan kondisi yang tepat pada saat itu. Moment
yang tepat, timing yang pas, dan kondisi yang baik adalah anugerah terindah bagi fotografer.

Kostum & Make up
Poin berikutnya yang terpenting dalam modeling photography adalah terkait kostum atau
pakaian yang digunakan oleh si model. Carilah pakaian atau konstum yang tepat untuk model.
Buat dia nyaman ketika memakai pakaian tersebut. Jangan sampai si model merasa bajunya
terlalu ketat, terlalu kecil, atau terlalu besar dsb. Hal ini akan bisa mempengaruhi pose dan
ekspresi si model.
Begitu juga dengan make-up-nya. Tukang make-up yang baik pasti akan tahu seperti apa dia
akan buat wajah si model yang sesuai dengan tema yang diinginkan fotografer. Berhati-
hatilah soal kostum dan make-up ini, karena akan sangat mempengaruhi hasil foto kita.

Lokasi
Mengapa lokasi? Karena akan dapat mendukung atau tidak dengan tema yang diinginkan oleh
kita selaku fotografer. Carilah lokasi yang tepat dengan tema yang kita inginkan. Sebagai
contoh, jika foto yang kita inginkan adalah foto fashion, maka carilah lokasi yang backgroundnya tidak terlalu ramai karena yang akan kita tonjolkan (POI) adalah pakaian yang
digunakan oleh si model.
Oh iya, lokasi ekstrim, yang sinar mataharinya terlalu panas, atau udaranya terlalu dingin,
juga akan mempengaruhi kenyamanan si mode l. Sehingga, carilah waktu dan lokasi yang
tepat!

Lighting
Mengapa lighting? Karena ada teori yang mengatakan bahwa, cahaya yang keras (hard lighting) lebih tepat untuk lelaki, sedangkan cahaya yang lembut (soft lighting) tepat untuk wanita.
Foto fashion juga membutuhkan pencahayaan yang tepat agar dapat memunculkan detil baju atau pakaian yang akan kita promosikan. Ambillah keputusan yang tepat untuk soal cahaya ini.

Ketepatan olahan pasca pemotretan
Hal berikutnya yang perlu kita perhatikan adalah olahan (digital imaging) pasca pemotretan. Pada saat  tertentu, sesuai kebutuhan konsumen, kita kadang perlu mengolah sedikit maupun banyak akan hasil kita. Perhatikan secara menyeluruh dan detil foto yang telah kita hasilkan. Perlukan tone warna perlu kita ubah? Banyak atau tidak jerawat si model? Jangan sampai si model dan konsumen kita merasa  jadi jelek, kegendutan, banyak jerawat setelah melihat hasil jepretan kita.
Selanjutnya untuk foto fashion, sudah cukup tepatkah warna/tone pakaian (fashion ) yang dikenakan oleh si model? Berdasarkan pengalaman saya, berhati-hatilan soal ini. Jangan sampai warna baju atau
pakaian yang seharusnya menjadi jualan konsumen kita berubah warnanya. Bisa marah-marah
nanti konsumen kita!

Pengambilan angle dan komposisi
Hal ini soal teknis dan sangat penting. Tips yang paling mudah adalah, potretlah obyek kita sejajar dengan obyeknya. Jangan gunakan low angle atau dari atas. Dengan begitu, foto yang kita hasilkan akan sama dengan obyek yang kita foto.
Memang, low angle tepat untuk model pria (man model) dan akan membuat si model yang
kita foto menjadi lebih tinggi dan gagah. Namun, untuk foto fashion hal ini kurang tepat
karena akan terjadi distorsi pada pakaian yang digunakan si model.
Untuk foto model, kita harus jeli dengan detil si model. Terkadang, pada wajah atau badan
model memiliki spesifikasi tertentu. Kadang, ada model yang di foto dari kiri kurang bagus,
tapi jika di foto dari kanan akan lebih ganteng atau cantik. Perhatikan detil si model, mulai
dari rambut sampai ujung kaki.
Sehingga, berhati-hatilah dengan angle dan komposisi ini. Pikirkan dengan baik tema yang
akan kita inginkan!
Luweslah!
Satu hal lagi yang terpenting dalam motret model, yaitu komunikasi. Menjadi fotografer tidak
hanya membutuhkan kemampuan teknis atau pengalaman. Namun, juga keluwesan dalam
berkomunikasi. Syarat terakhir ini terutama dibutuhkan ketika memotret model.
Maksud keluwesan adalah, fotografer harus mampu berkomunikasi dengan baik sehingga
tercipta atmosfer yang nyaman. Kalau ini terjadi, fotografer akan lebih mudah mengarahkan
modelnya. Ekspresi yang diinginkan juga akan bisa keluar dengan baik.
Jadi, jangan kaku! Kalau kita kaku, kita juga akan sulit mengarahkan modelnya!
Oke, demikian tips sedikit dari saya! Semoga bermanfaat dan sukses selalu untuk Anda!

Angle & Pose
Angle adalah sudut pengambilan gambar. Sedangkan pose adalah posisi atau bentuk tubuh model dalam menghadapi kamera. Berpose adalah alat psikologis yang kuat dan memainkan peran besar dalam menyampaikan pesan fotografer, karena bahasa tubuh dan ekspresi dapat mengungkapkan banyak hal tentang karakter subjek. Pose seharusnya tidak hanya menjadi pelengkap subjek, tapi harus menyampaikan pesan yang kuat atas potret yang di buat Dalam pengambilan gambar ada berapa hal yang harus diperhatikan :
1.      Sudut pengambilan gambar jangan sampai menghasilkan distorsi terhadap model.
2.      Kenali karakteristik model untuk mendapatkan sudut pengambilan gambar yang terbaik.
3.      Arahkan model dengan pose senyaman mungkin.
4.      Pencahyaan yang tepat dapat memperkuat karya foto.
5.      Bangunlah suasana dalam pemotretan.

Ada berapa cara sudut pengambilan gambar yang sering di gunakan :

Full Frontal : Full frontal adalah sudut pengambilan gambar dimana kamera dan model berada dalam posisi tegak lurus.
 
Profile : adalah sudut pengambilan gambar dari sisi samping model membentuk sudut 90⁰ dari kamera.
Side Angle : Sudut pengambilan gambar dimana tubuh model membentuk sudut dengan kamera antara 30⁰ shingga 60⁰ dari kamera.


Extreme Close Up : Sudut pengambilan yang sangat dekat dan hanya mengambil bagian-bagian tertentu saja seperti mata, bibir, hidung dan sebagainya.

High Angle : Sudut pengambilan yang dilakukan dari arah atas model.

Back Side Angle : Sudut pengambilan dari arah belakang( pundak ) model, dan arahnya menyamping sehingga menampilkan wajah model dari samping.

Low Angle : Sudut pengambilan yang dilakukan dari arah bawah model.

Back Angle : Sudut pengambilan dari arah belakang model ( model tegak lurus membelakangi kamera ).





KOMPOSISI PADA FOTOGRAFI

KOMPOSISI DASAR DAN
SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR ( CAMERA ANGLE )

Dalam dunia fotografi tidak sedikit fotografer apalagi yang masih pemula, seolah terlena pada hal-hal yang bersifat teknis saja, seperti mengatur bukaan diafragma, pengaturan kecepatan, dan pengaturan jarak. Mungkin juga, selama ini tidak terpikirkan bahwa di dalam foto itu terkandung nilai-nilai tertentu yang dapat membuat foto itu bagus atau sebaliknya menjadi berantakan. Salah satunya adalah pengaturan komposisi. Mungkin belum pernah membayangkan, bahwa dengan pengaturan komposisi sesungguhnya dapat ditonjolkan subjek utama. Bahkan tidak jarang akan mendukung keberhasilan foto-foto yang kita buat.
Definisi Komposisi
Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang  dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian.
Tujuan Mengatur Komposisi Dalam Fotografi
1.    Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek foto.
2.    Menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan (unity) dalam karya.
3.    Melatih kepekaan mata untuk menangkap berbagai unsur dan mengasah rasa estetik dalam pribadi pemotret.
Jenis-Jenis Komposisi : 
1. Garis
Komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis baik garis lurus, melingkar / melengkung. Biasanya komposisi ini bisa menimbulkan kesan kedalaman dan kesan gerak pada sebuah objek foto. Ketika garis-garis itu digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah foto menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis. 
2. Bentuk
Komposisi ini biasanya dipakai fotografer untuk memberikan penekanan secara visual kualitas abstrak terhadap sebuah objek foto. Biasanya bentuk yang paling sering dijadikan sebagai komposisi adalah kotak dan lingkaran. 
3. Warna
Warna memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada sebuah foto apabila dikomposisikan dengan baik. Kadang kala komposisi warna dapat pula memberikan kesan anggun serta mampu dengan sempurna memunculkan “mood color” (keserasian warna) sebuah foto terutama pada foto – foto “pictorial” (Foto yang menonjolkan unsur keindahan) 
4. Gelap dan Terang
Komposisi ini sebenarnya dipakai oleh fotografer pada era fotografi analog masih berkembang pesat terutama pada pemotretan hitam putih. Namun, sekarang ini, ditengah – tengah era digital komposisi ini mulai diterapkan kembali. Kini pengkomposisian gelap dan terang digunakan sebagai penekanan visualitas sebuah objek. Kita dapat menggunakan komposisi ini dengan baik apabila kita mampu memperhatikan kontras sebuah objek dan harus memperhatikan lingkungan sekitar objek yang dirasa mengganggu yang sekiranya menjadikan permainan gelap terang sebuah foto akan hilang. 
5. Tekstur
Yaitu tatanan yang memberikan ksan tentang keadaan prmukaan suatu benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut,dsb). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kontras yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan.

Penerapan Komposisi Dalam Pemotretan
Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan keserasian perlu sebuah pemahaman tentang kaidah – kaidah tentang komposisi. Yang antara lain:
Ø   Rule of Thirds  (Sepertiga Bagian / Rumus Pertigaan)
Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto

Ø   Sudut Pemotretan (Angle of View)
Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik,
jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

Ø   Format : Horizontal dan vertikal
Proposi pesrsegi panjang pada view vender pada kamera memungkinkan kita untuk memotret dengan menggunakan format landscape(horisontal) maupun portrait (vertikal). Format pengambilan gambar dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir.

Ø   Dimensi
Meskipun foto bercerita dua dimensi, yang artinya semua terekam diatas satu bidang. Namun, sebenarnya foto dapat dibuat terkesan memiliki kedalaman, seolah-olah dimensi ketiga. Unsur utama membentuk dimensi adalah jarak, Dimensi dapat terbentuk apabila adanya jarak, jika kita menampilkan suatu obyek dalam suatu dimensi maka akan terbentuk jarak dalam setiap elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan gelap terang dan garis.

Sudut Pengambilan Gambar ( Camera Angle )
Dalam fotografi agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai dan terkesan indah harus diperhatikan mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan gambar yang baik. Dalam fotografi dikenal 3 sudut pengambilan gambar yang mendasar, yaitu:
§   Bird Eye
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan) lingkungan dengan POI (Point Of Interest).
§   High Angle
Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.
§   Eye Level
Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar /  sama seperti mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita missal, anak – anak.
§   Low Angle
Pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun.
§   Frog Eye
Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.

Field Of View
Beberapa jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of view) yang akan diambil adalah sebagai berikut :
a. Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek, sehingga detil objek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat.
b. Head Shot
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.
c. Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu.
d. Medium Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada.
e. Mid Shot (setengah badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.
f. Medium Shot (Tiga perempat badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut.

g. Full Shot (Seluruh Badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.

h. Long Shot
Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.


Beberapa jenis komposisi dari segi banyaknya manusia sebagai objek yang difoto adalah sebagai berikut :
a. One Shot
Pengambilan gambar untuk satu orang sebagai objek.
b. Two Shot
Pengambilan gambar untuk dua orang sebagai objek.
c. Three Shot
Pengambilan gambar untuk tiga orang sebagai objek.
d. Group Shot
Pengambilan gambar untuk sekelompok orang sebagai objek.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar, diantaranya
Headroom, merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas kepala objek.
Noseroom, arah pandang atau ruang gerak objek dalam sebuah frame, bertujuan untuk memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sedang melihat sesuatu.
Foreground, segala sesuatu yang menjadi latar depan dari objek.
Background, segala sesuatu yang menjadi latar belakang objek.
TIPS HUNTING 
1. Persiapan Awal
a.    Siapkan kamera dan peralatan lain yang di butuhkan (seperti flash, tripot, filter, dll)
b.    Sebelum memulai hunting rencanankan konsep dan obyek apa yang akan diambil.
  
2. Pada Saat Hunting
a. Ambil semua obyek yang memang ada dilokasi dan pikirkan pula apa yang akan di ceritakan pada foto yang akan diambil.
b. Untuk pemula, mulailah hunting dengan obyek yang beragam dan dasar, seperti landscape, human interest, portrait, arsitektur,dll. Kemudian menuju jenis-jenis foto yang lebih mengarah ke jurnalistik seperti features, spot, essay dan stories. 
3. Pasca Hunting
a. Setelah hasil hunting jadi, lakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari hunting kita.
b. Yang terpenting, lakukan presentasi foto dan pameran untuk menunjukkan hasilhunting kita ke banyak orang.

Rabu, 16 April 2014

Pengertian Seni Rupa

Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan antara seni rupa murni dan seni rupa terapan, proses penciptaan seni rupa murni lebih menitik beratkan pada ekspresi jiwa semata misalnya lukisan, sedangkan seni rupa terapan proses pembuatannya memiliki tujuan dan fungsi tertentu misalnya seni kriya. Sedangkan, jika ditinjau dari segi wujud dan bentuknya, seni rupa terbagi 2 yaitu seni rupa 2 dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar saja dan seni rupa 3 dimensi yang memiliki panjang lebar serta ruang.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilahfine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts.

Seni murni adalah seni yang dikembangkan untuk dinikmati keindahannya. Seni murni mengutamakan sifat estetikanya dibandingkan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh adalah lukisan, kaligrafi, dan patung. Berbeda dengan seni terapan, seni murni tidak untuk dimanfaatkan sebagai alat bantu lain. Yang dimanfaatkan pada seni ini adalah nilai keindahannya. Menurut sejarah, 5 seni murni terbesar adalah lukisan, patung, arsitektur, musik dan puisi dengan seni seni minor termasuk drama dan tari. akhir-akhir ini, Seni Murni biasanya termasuk bentuk seni visual dan seni perform. bagaimanapun, dalam beberapa lembaga-lembaga belajar atau musium seni murni. Seni murni sering dikaitkan dengan bentuk seni visual.
Aliran-aliran dalam seni rupa
-       Realisme
Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.
Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang bermula di Perancis pada pertengahan abad 19. Namun karya dengan ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan nama India.
-       Naturalisme
Naturalisme di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme pada abad 19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme.
Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss Baker, yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan ini. Salah satu bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap alam.
-       Romantisme
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.
Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh

-       Surealisme

Surealisme ialah gerakan budaya yang bermula pada pertengahan tahun 1920-an. Surealisme merupakan seni dan penulisan yang paling banyak dikenal. Karya ini memiliki unsur kejutan, barang tak terduga yang ditempatkan berdekatan satu sama lain tanpa alasan yang jelas. Banyak seniman dan penulis surealis yang memandang karya mereka sebagai ungkapan gerakan filosofis yang pertama dan paling maju. Karya tersebut merupakan artefak, dan André Breton mengatakan bahwa surealisme berada di atas segala gerakan revolusi. Dari aktivitas Dadaisme, surealisme dibentuk dengan pusat gerakan terpentingnya di Paris. Dari tahun 1920-an aliran ini menyebar ke seluruh dunia. Surealisme memengaruhi film seperti Angel's Egg dan El Topo.
Kata surealisme diciptakan tahun 1917 oleh Guillaume Apollinaire dalam catatan program yang menjelaskan balet Parade, yang merupakan karya kolaboratif oleh Jean Cocteau, Erik Satie, Pablo Picasso dan Léonide Massine: "Dari persekutuan baru ini, hingga sekarang, perlengkapan dan kostum panggung di satu sisi dan koreografi di sisi lain hanya ada persekutuan pura-pura di antara mereka, terjadi sejenis super-realisme ('sur-réalisme') di Parade, di mana saya melihat titik mula serangkaian manifestasi semangat baru ini.
-       Ekspressionisme 
adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan,sastra, film, arsitektur, dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.